PERTUMBUHAN EKONOMI DAN
DISTRIBUSI PENDAPATAN
Ditulis
Dalam Rangka Mengikuti Mata Kuliah
Perekonomian
Indonesia
Oleh
:
Kelompok
5 / III A
NIM
|
Nama Mahasiswa
|
201510160311013
|
Riska Amalia Putri
|
201510160311014
|
Miya Hirmawati
|
201510160311018
|
Duwi Rahayu
|
201510160311056
|
Rabiatul Qomariah
|
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
MALANG
FAKULTAS EKONOMI DAN
BISNIS PROGRAM
STUDY
MANAJEMEN III A
TAHUN 2016 - 2017
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini banyak negara berkembang telah
berhasil menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, tetapi masih
banyak permasalahan pembangunan yang belum terpecahkan, seperti : Tingkat
pengganguran tetap tinggi, pembagian pendapatan masih tidak merata, masih
banyak terdapat kemiskinan absolut, tingkat pendidikan rata-rata masih rendah,
pelayanan kesehatan masih kurang, dan sekelompok kecil penduduk yang
sangat kaya cenderung semakin kaya, sedangkan sebagian besar penduduk tetap bergelut dengan kemiskinan,
yang terjadi bukan trickle down tapi trickle up. Keadaan ini sangat memprihatinkan, banyak ahli ekonomi
pembangunan yang mulai mempertanyakan arti dari pembangunan.
Pertumbuhan
ekonomi dan pembangunan ekonomi merupakan dua istilah yang berbeda, sekalipun
ada beberapa ahli mengatakan sama. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu
indikator dari keberhasilan pembanguanan ekonomi. Jadi akan ada pertumbuhan
ekonomi dimana pembangunan ekonomi itu mengakibatkan perubahan-perubahan pada
sektor ekonomi. Pendirian industri-industri baru dan meningkatnya kegiatan
ekspor dan impor akan membawa perubahan dalam sektor industri dan sektor
perdagangan. Sektor pertanian juga akan berubah melalui pembangunan di bidang
sarana dan prasarana, seperti penambahan ruasa jalan.
Perubahan-perubahan pada berbagai
sektor ekonomi tersebut akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan ekonomi, yang
ditandai dengan naiknya produksi nasional, pendapatan nasional, dan pendapatan
perkapita. Situasi semacam itu akan berlangsung secara terus-menerus. Yang akan berdampak
baik bagi pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian pertumbuhan ekonomi?
2.
Apa perbedaan pertumbuhan ekonomi
dan perkembangan ekonomi?
3.
Cara menghitung pertumbuhan ekonomi?
4.
Manfaat pertumbuhan ekonomi?
5.
Apa Pengertian distribusi
pendapatan?
C. Tujuan
1.
Dapat membedakan pertumbuhan ekonomi
dan perkembangan ekonomi
2.
Dapat menghitung pertumbuhan ekonomi
3.
Dapat mengetahui indikator
pertumbuhan ekonomi
4.
Dapat mengetahui manfaat dari
pertumbuhan ekonomi
5.
Dapat mengetahui distribusi
pendapatan pada perkembangan ekonomi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
ekonomi ( Economic Growth ) adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat bertambah dan
kemakmuran masyarakat meningkat. Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang
sebagai masalah makro ekonomi dalam jangka panjang. Perkembangan kemampuan
memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalu diikuti oleh pertambahan produksi barang
dan jasa yang sama besarnya. Pertambahan potensi memproduksi seringkali lebih
besar dari pertambahan produksi yang sebenarnya. Dengan demikian perkembangan
ekonomi adalah lebih lambat dari potensinya. (Sadono Sukirno, 1994;10).
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan
juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah balas jasa riil
terhadap penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar dari pada tahun sebelumnya. Berkelanjutan pertumbuhan ekonomi harus
mengarah standar hidup yang lebih tinggi nyata dan kerja meningkat.
Menurut
Sadono Sukirno (1996: 33), pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan
ekonomi ialah proses kenaikan output perkapita yang terus menerus dalam jangka
panjang. Pertumbuhan ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator
keberhasilan pembangunan. Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi
biasanya makin tinggi pula kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat
indikator yang lain yaitu distribusi pendapatan.
Simon
Kuznet mendefenisikan pertumbuhan ekonomi suatu negara sebagai “kemampuan
negara itu untuk menyediakan barang-barang ekonomi yang terus meningkat bagi
penduduknya, pertumbuhan kemampuan ini berdasarkan pada kemajuan teknologi dan
kelembagaan serta penyesuaian ideologi yang dibutuhkannya”.
Pertumbuhan Pembangunan ekonomi
merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk suatu
masyarakat meningkat dalam jangka panjang. Definisi ini mengandung tiga unsur,
yaitu :
Ø pembangunan
ekonomi sebagai suatu proses berarti perubahan yang terus menerus yang di
dalamnya telah mengandung unsur-unsur kekuatan sendiri untuk investasi baru.
Ø usaha meningkatkan
pendapatan perkapita
Ø kenaikan
pendapatan per kapita harus berlangsung dalam jangka panjang. Pertumbuhan Ekonomi membutuhkan :
a. Ketahanan
Pangan
b. Ketahanan
Energy
c.
Stabilitas Harga
d.
Stabilitas Ekonomi dan stimulus fiscal
e. Iklim
Investasi yang kondusif
f.
Pengembangan Infrastruktur untuk mendukung daya saing sector riil
Indikator yang digunakan untuk menghitung tingkat
Pertumbuhan Ekonomi
·
Tingkat
Pertumbuhan PDB (Produk Domestik Bruto)
·
Tingkat
Pertumbuhan PNB (Produk Nasional Bruto)
Dalam praktek angka, PNB kurang lazim
dipakai, yang lebih populer dipakai adalah PDB, karena angka PDB hanya melihat
batas wilayah,terbatas pada negara yang bersangkutan.
Sumber Kenaikan Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi umumnya
didefinisikan sebagai kenaikan GDP riil per kapita. Produk Domestik Bruto
(Gross Domestic Product, GDP) adalah nilai pasar keluaran total sebuah negara,
yang merupakan nilai pasar semua barang jadi dan jasa akhir yang diproduksi
selama periode waktu tertentu oleh faktor-faktor produksi yang berlokasi di
dalam sebuah negara.
Kenaikan GDP
dapat muncul melalui:
1. Kenaikan penawaran tenaga kerja
Penawaran tenaga kerja yang
meningkat dapat menghasilkan keluaran yang lebih banyak. Jika stok modal tetap
sementara tenaga kerja naik, tenaga kerja baru cenderung akan kurang produktif
dibandingkan tenaga kerja lama.
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
2. Kenaikan modal fisik atau sumber daya manusia
Kenaikan stok modal dapat juga
menaikkan keluaran, bahkan jika tidak disertai oleh kenaikan angkatan kerja.
Modal fisik menaikkan baik produktivitas tenaga kerja maupun menyediakan secara
langsung jasa yang bernilai. Investasi dalam modal sumber daya manusia
merupakan sumber lain dari pertumbuhan ekonomi.
3. Kenaikan produktivitas
3. Kenaikan produktivitas
Kenaikan produktivitas masukan menunjukkan setiap unit
masukan tertentu memproduksi lebih banyak keluaran. Produktivitas masukan dapat
dipengaruhi oleh faktor-faktor termasuk perubahan teknologi, kemajuan
pengetahuan lain, dan ekonomisnya skala produksi. (Case dan Fair, 1999;326)
B. Perbedaan Pertumbuhan Ekonomi Dan Perkembangan Ekonomi
Ø
Perbedaan Pembangunan Ekonomi dengan
Pertumbuhan Ekonomi
1. Pembangunan
ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan produksi, tetapi
juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur perekonomian.
2. Pertumbuhan
ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam
standar pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan.
Ø
Persamaan Pembangunan Ekonomi dengan
Pertumbuhan Ekonomi
1. Kedua-duanya
merupakan kecenderungan di bidang ekonomi.
2. Pokok
permasalahan akhir adalah besarnya pendapatan per kapita.
3. Kedua-duanya
menjadi tanggung jawab pemerintah dan memerlukan dukungan rakyat.
4. Kedua-duanya
berdampak kepada kesejahteraan rakyat
C. Perhitungan Pertumbuhan Ekonomi
Untuk dapat mengetahui tingkat
pertumbuhan ekonomi, maka harus dipahami terlebih dahulu apa yang dimaksud
dengan Produk Domestik Bruto (PDB) atau Gross Domestic Product (GDP).
PDB atau GDP adalah total produksi
barang dan jasa yang dihasilkan di dalam suatu wilayah pada periode tertentu,
misalnya satu tahun. (Di level provinsi di Indonesia biasanya disebut Produk
Domestik Regional Bruto-PDRB)
PDB jika dibagi dengan jumlah penduduk
maka menjadi PDB per kapita. Ukuran ini lebih spesifik karena memperhitungkan
jumlah penduduk serta mencerminkan kesejahteraan penduduk di suatu tempat.
Ada banyak pendapat mengenai penyebab
naik turunnya total produksi barang dan jasa, namun banyak ahli ekonomi yang
setuju akan dua penyebab berikut ini :
1. Sumber
pertumbuhan.
Ahli-ahli
ekonomi sering merujuk pada tiga sumber pertumbuhan, yaitu :
a. peningkatan
tenaga kerja
b. peningkatan
modal
c. peningkatan
efisiensi dimana kedua faktor ini digunakan.
Jumlah
tenaga kerja dapat meningkat jika pekerja yang telah tersedia bekerja lebih
lama, atau jika ada tambahan tenaga kerja baru. Sedangkan persediaan modal
dapat meningkat jika perusahaan mendorong kapasitas produktifnya dengan
menambah pabrik dan peralatan (investasi). Efisiensi bertambah ketika output
yang lebih dapat diperoleh dari jumlah tenaga kerja dan/atau modal yang sama.
Ini sering disebut sebagai Total Factor Productivity (TFP).
2. Terjadinya
penurunan (downturns) pada ekonomi.
Ini menjawab pertanyaan mengapa output dapat
turun atau naik lebih lambat. Secara logika, apapun yang menyebabkan penurunan
pada tenaga kerja, modal, atau TFP akan menyebabkan penurunan pada output atau
setidaknya pada tingkat pertumbuhan output. Misalnya, peristiwa seperti bencana
alam, penyebaran penyakit berbahaya dan kerusuhan.
Lalu bagaimana PDB diukur? Caranya,
total nilai berbagai macam barang dan jasa diagregasikan. Namun karena
berton-ton baja tidak mungkin dijumlahkan begitu saja dengan, misalnya,
produksi roti, maka proses agregasi dilakukan berdasarkan nilai uang produksi
barang-barang tersebut. Di Indonesia PDB diukur setiap tiga bulanan dan tahunan
oleh Biro Pusat Statistik (BPS).
Nilai total pendapatan nasional dalam
satuan harga sekarang disebut dengan PDB nominal (PDB atas dasar harga
berlaku). Nilainya tentu berubah dari waktu ke waktu, seiring dengan perubahan
kuantitas produksi barang/jasa atau dalam harga dasarnya.
Jika nilai nominal ini dihitung dalam
harga yang tetap atau dipatok, didapatlah nilai PDB riil (PDB atas dasar harga
konstan). Untuk menghitung nilai riil tersebut dipilihlah satu tahun
dasar—misalnya tahun 2000. Kemudian, nilai semua barang dan jasa dihitung
berdasarkan harga masing-masing yang berlaku pada tahun tersebut. Karena harga
barang sudah tetap, PDB riil dianggap hanya berubah sesuai dengan adanya
perubahan kuantitas barang/jasa.
Perubahan PDB ini mencerminkan
perubahan kuantitas output produksi secara riil. Inilah yang sehari-hari
disebut dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi yang disebut sebagai “pertumbuhan
ekonomi” tidak lain mengacu pada peningkatan nilai total barang dan jasa yang
diproduksi dalam sebuah perekonomian.
Rumus
menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :
g =
{(PDBs-PDBk)/PDBk} x 100%
g = tingkat pertumbuhan ekonomi
PDBs = PDB riil tahun sekarang
PDBk = PDB riil tahun kemarin
Contoh soal :
PDB Indonesia tahun 2008 = Rp. 467 triliun, sedangkan
PDB pada tahun 2007 adalah = Rp. 420 triliun. Maka berapakah tingkat
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2008 jika diasumsikan harga tahun dasarnya
berada pada tahun 2007 ?
jawab :
g = {(467-420)/420}x100% = 11,19%
D. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi
Manfaat
Pertumbuhan Ekonomi antara lain sebagai berikut:
a)
Laju pertumbuhannya untuk mengukur
kemajuan ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional Pendapatan perkapitanya
dipergunakan untuk mengukur tingkat kemakmuran penduduk, sebab semakin
meningkat pendapatan perkapita dengan kerja konstan semakin tinggi tingkat
kemakmuran penduduk dan juga produktivitasnya.
b)
Sebagai dasar pembuatan proyeksi
atau perkiraan penerimaan negara untuk perencanaan pembangunan nasional atau
sektoral dan regional. Sebagai dasar penentuan prioritas pemberian bantuan luar
negari oleh Bank Dunia atau lembaga internasional lainnya. Sebagai dasar
pembuatan prakiraan bisnis, khususnya persamaan penjualan bagi perusahaan untuk
dasar penyusunan perencanaan produk dan perkembangan sumbur daya (tenaga kerja
dan modal). (Dornbuch, R dan Fischer, S, 1994:649-651)
E. Distribusi pendapatan
Distribusi Pendapatan adalah penerimaan (uang atau
bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga selama periode tertentu. Ada tiga
sumber penerimaan rumah tangga yaitu: Pendapatan dari gaji dan upah, Pendapatan
dari hasil produktif, dan Pendapatan dari pemerintah.
Ada tiga pandangan yang berkembang
mengenai ketidakmerataan distribusi pendapatan yaitu:
1.
kuznets (1955) berpendapat bahwa
pada tahap-tahap awal pertumbuhan, distribusi pendapatan atau kesejahteraan
cenderung memburuk, namun pada tahap-tahap berikutnya hal itu akan membaik atau
lebih dikenal dengan kurva “ u terbalik” (lihat todaro,2000:207);
2.
Pendapat lewis (1950) mengaitkannya
dengan kondisi-kondisi dasar perubahan yang bersifat struktural. Tahapan
pertumbuhan awal akan terpusat pada sektor industri modern. Pada tahap ini,
lapangan pekerjaan terbatas namun tingkat upah dan produktivitas terhitung
tinggi. kesenjangan pendapatan antara sektor industri modern dengan sektor
pertanian tradisional pada awalnya akan melebar dengan cepat sebelum pada akhirnya
menyempit kembali (lihat todaro, 2000:207);
3.
Peneliti lain menyatakan bahwa
faktor penentu utama atas pola-pola distribusi pendapatan bukanlah laju
pertumbuhan ekonomi, tetapi adalah struktur ekonomi (lihat todaro, 2000:211).
pengukuran
distribusi pendapatan. ukuran distribusi yang sering digunakan oleh para ahli
ekonomi pada umumnya adalah distribusi ukuran yang lebih dikenal dengan
distribusi pendapatan antarkelompok size distribution of income yang
menjelaskan besarnya pembagian antarperorangan atau rumah tangga.
Distribusi
Pendapatan adalah ketimpangan atau ketidakmeratanya pembagian hasil pembangunan
suatu negara dikalangan penduduknya. Ukuran pokok distribusi untuk analisis dan
pengumpulan data kuantitatif ada dua macam, yaitu :
a)
Distribusi berdasarkan besarnya
pendapatan adalah perbandingan jumlah pendapatan yang diterima oleh berbagai
golongan penerima pendapatan, dan penggolongan didasarkan kepada besarnya
pendapatan yang diterima.
b)
Distribusi fungsional adalah
Presentase jumlah penduduk yang pendapatannya mencapai tingkat pendapatan
tertentu atau kurang dari itu.
Distribusi
ini mencoba untuk menjelaskan bagian dari total pendapatan yang diterima oleh
masing-masing faktor produksi. Relevansi teori fungsional ini umumnya dirusak
oleh kegagalannya dalam memperhitungkan peranan yang penting dan berpengaruh
dari kekuatan-kekuatan non pasar, misalnya kekuatan untuk menentukan
harga-harga faktor seperti peran tawar menawar secara kolektif antara pengusaha
dan serikat pekerja dalam menentukan gaji di sector modern. Dan juga kekuata
kaum kapitalis dalam memanipulasi harga demi
memperoleh keuntungan pribadi yang lebih besar.
Sedangkan ukuran distribusi pendapatan sendiri
ada dua macam, yaitu :
a)
Kriteria Bank Dunia.
Menurut bank
dunia, pendapatan seseorang dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu : Tinggi bila
40% penduduk perpenghasilan terendah menerima <12 % bagian pendapatan.
Sedang bila 40% penduduk berpenghasilan terendah menerima 12% -17% bagian
pendapatan. Rendah bila 40% penduduk berpenghasilan terendah menerima >17%
bagian pendapatan.
b)
Koefisien Gini
Koefisien
gini adalah ukuran ketidak merataan atau ketimpangan (pendapatan/kesejahteraan)
agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan
sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). Koefisien gini diperoleh
dengan menghitung rasio bidang yang terletak antara garis diagonal dari kurva
Lorenz dibagi dengan luas separuh bidang dimana kurva Lorenz itu berada. Kurva
Lorenz yang semakin dekat ke diagonal (semakin lurus) menyiratkan distribusi
pendapatan nasional yang semakin merata. Sebaliknya, jika kurva Lorenz semakin
jauh dari diagonal (semakin lengkung), maka hal itu mencerminkan keadaan yang
semakin buruk, distribusi pendapatan nasional semakin timpang dan tidak merata.
Satu atau serangkaian kebijakan yang
khusus dibuat untuk memodifikasi ukuran distribusi pendapatan:
a) Pada
kelompok masyarakat berpenghasilan tinggi, melalui pajak progresif atas pendapatan
dan kekayaan mereka.
b) Pada
kelompok masyarakat berpendapatan rendah, melalui: tunjangan langsung,
upaya-upaya penyediaan berbagai macam barang konsumsi, peningkatan jasa-jasa
pelayanan yang dibiayai oleh pemerintah, misalnya program ketenagakerjaan. Seperangkat
target kebijakan yang secara langsung memperbaiki kaum miskin dan komunitasnya,
melalui skema jaring pengaman yang menawarkan program pengembangan kapabilitas
serta modal manusia dan sosial dari kaum miskin, antara lain:
Ø Keuangan
mikro
Ø Kesehatan
Ø Pendidikan
Ø Pembangunan
pertanian
Ø Keberlangsungan
lingkungan
Ø Program
pengembangan dan pemberdayaan
F. Metode Distribusi pendapatan
Metode Distribusi
pendapatan dapat dilihat dengan menggunakan dua kurva yaitu:
a. kurva lorenz
Metode yang
lazim digunakan adalah deciles dan quintile yaitu berdasarkan
persentase pendapatan secara komulatif dan persentase penerima pendapatan
secara komulatif pula. tingkat distribusi pendapatan cara deciles yaitu dengan
membagi pendapatan menjadi 5 kelompok penerima pendapatan secara berurutan dari
kelompok 20% penduduk termiskin sampai 20% penduduk terkaya berdasarkan
proporsi pendapatannya, sedangkan cara quintile yaitu dengan membagi
pendaapatan menjadi 10 kelompok penerima pendapatan secara berurutan pula dan
10% penduduk termiskin sampai 10% penduduk terkaya. hasil pengelompokkan
tersebut merupakan dasar untuk menggambarkan sebuah kurva lorenz. kurva lorenz
yaitu kurva yang memperlihatkan hubungan kuantitatif aktual antara persentase
jumlah penduduk penerima pendapatan tertentu dari total penduduk dengan
persentase pendapatan yang benar-benar mereka peroleh dari total pendapatan
selama satu tahun (todaro, 2000:183).
b. Indeks Gini
Berdasarkan
kurva lorenz besarnya indeks gini dapat diketahui dengan menghitung bidang yang
terletak antara garis kemerataan dengan kurva lorenz dibagi dengan separuh
bidang di mana kurva lorenz berada. dari besarnya nilai indeks gini tersebut
tingkat ketimpangan distribusi pendapatan dalam masyarakat dapat diketahui.
Todaro (2000:188) menyatakan bahwa indeks gini
atau koefisien gini adalah ukuran ketidakmerataan atau ketimpangan
(pendapatan/kesejahteraan) agregat (secara keseluruhan) yang angkanya berkisar
antara nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan yang sempurna). dalam
kenyataan nilai indeks gini sebesar nol atau satu tidak mungkin terjadi, karena
tidak mungkin distribusi pendapatan suatu negara mengalami merata sempurna atau
tidak merata sempurna. indeks ini mempunyai beberapa kelebihan, seperti teknik
penghitungannya yang relatif mudah dan tidak terikat pada distribusi/penyebaran
pendapatan yang sedang diamati dan digunakan sebagai alat pembanding dalam
mengamati kecendrungan sifat distribusi pendapatan masyarakat.
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
Sebagai
upaya meperbaiki tingkat kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat secara luas,
tujuan dasar pembangunan ekonomi tidak hanya untuk mengejar pertumbuhan PDB
atau PDRB, namun juga untuk menciptakan pemerataan pendapatan antar masyarakat.
Karena jika hanya fokus pada PDB, akan menimbulkan ketimpangan dan
ketidakmerataan dalam distribusi pendapatan. Hal itu dikarenakan tingkat
kesejahteraan seseorang sulit diukur dan subyektif sifatnya. Menurut Kuznets,
hubungan antara kemiskinan dan pertumbuhan ekonomi menunjukkan hubungan
negatif, sebaliknya hubungan pertumbuhan ekonomi dan tingkat kesenjangan
ekonomi adalah hubungan positif. pola hubungan yang positif kemudian menjadi
negatif, menunjukkan terjadi proses evolusi dari distribusi pendapatan dari
masa transisi suatu ekonomi pedesaan (rural) ke suatu ekonomi perkotaan (urban)
atau ekonomi industri.
Di banyak
negara syarat utama bagi terciptanya penurunan kemiskinan yang tetap adalah
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi memang tidak cukup untuk mengentaskan
kemiskinan tetapi biasanya pertumbuhan ekonomi merupakan sesuatu yang sangat
dibutuhkan, walaupun begitu pertumbuhan ekonomi yang baguspun menjadi tidak
akan berarti bagi masyarakat miskin jika tidak diiringi dengan penurunan yang
tajam dalam pendistribusian atau pemerataannya. Pertumbuhan ekonomi merupakan
upaya untuk mengurangi tingkat kemiskinan absolute, tetapi di sebagian besar
negara-negara berkembang pertumbuhan ekonomi saja tampaknya tidak cukup.
Dalam hal
kemiskinan absolute ditentukan oleh jumlah penduduk yang hidup di bawah tingkat
pendapatan minim tertentu atau ditentukan oleh garis kemiskinan internasional.
Garis tersebut tidak mengenal batas negara dan tidak ada hubungannya dengan
tingkat pendapatan per kapita di suatu negara. Kemiskinan absolute dapat
terjadi di New York atau Kalkuta, Kairo, Lagos, atau Bogota. Efek dari
pembangunan ekonomi yang prinsipil terhadap distribusi pendapatan secara
rata-rata ternyata sudah menurunkan pendapatan absolute dan pendapatan relative
golongan miskin. Pemerataan pendapatan haruslah dilihat sebagai persoalan
bagaimana memanfaatkan potensi-potensi yang terkandung dalam sumber daya
manusia Indonesia dan persoalan bagaimana memanfaatkan potensi energi serta
ketrampilan manusia Indonesia, di mana ketrampilan manusia Indonesia pada
dasarnya dapat pula dipandang sebagai suatu bentuk energi.
Dari
uraian si atas, banyak yang harus diselesaikan pemerintah untuk mengentaskan
masalah pertumbuhan, kemiskinan dan distribusi pendapatan yang belum merata.
Untuk mengurangi permasalahan tersebut, maka diperlukan satu "paket"
kebijakan yang komponen-komponennya bersifat saling melengkapi dan saling
menunjang, yang meliputi empat unsur fundamental, yaitu :
o Satu atau serangkaian kebijakan yang dirancang guna mengoreksi berbagai
distorsi harga-harga relatif dari masing-masing faktor produksi
o Tujuannya untuk menjamin pembentukan harga-harga pasar, yang selanjutnya
akan mampu memberikan sinyal-sinyal dan insentif yang tepat (sesuai dengan
kepentingan sosial), bagi para produsen maupun pemasok sumber-sumber daya
o Satu atau serangkaian kebijakan yang khusus dibuat untuk memodifikasi
ukuran distribusi pendapatan:
·
Pada kelompok masyarakat
berpenghasilan tinggi, melalui pajak progresif atas pendapatan dan kekayaan
mereka
·
Pada kelompok masyarakat
berpendapatan rendah, melalui: tunjangan langsung, upaya-upaya penyediaan
berbagai macam barang konsumsi, peningkatan jasa-jasa pelayanan yang dibiayai
oleh pemerintah, misalnya program ketenagakerjaan
·
Seperangkat target
kebijakan yang secara langsung memperbaiki kaum miskin dan komunitasnya,
melalui skema jaring pengaman yang menawarkan program pengembangan kapabilitas
serta modal manusia dan sosial dari kaum miskin, antara lain:
a.
Keuangan mikro
b.
Kesehatan
c.
Pendidikan
d.
Pembangunan pertanian
DAFTAR PUSTAKA
http://almasdi.unri.ac.id/bahan_ajar/Ekonomi_Pembangunan/Pertemuan_3_pertumbuhan%20ekonomi.pdf
sumber asli:
http://dianratnafuedsi.blogspot.co.id/2011/10/makalah-pertumbuhan-ekonomi.htm
smber :
http://vedorsia.blogspot.co.id/2013/11/ekonomi-pembanguna-pertumbuhan.htm
Bet on 1xbet korean - Legit Bets in KOROBet - legalbet.co.kr
BalasHapusA bookmaker that allows you to gamble on a sportsbook. It was invented 1xbet partenaire apk in the gambling era when the bookies had to pay for betting a certain number